Sabtu, 29 Oktober 2011

A. Pengertian Intelegensi 1. Pengertian Intelegensi Secara Etimologis Intelegensi berasal dari bahasa Inggris “Intelligence” yang juga bersalal dari bahasa Latin yaitu “Intellectus dan Intelligentia”. Teori tentang intelegensi pertama kali dikemukakan oleh Spearman dan Wynn Jones Pol pada tahun 1951. Spearman dan Wynn mengemukakan adanya konsep lama mengenai suatu kekuatan (power) yang dapat melengkapi akal pikiran manusia tunggal pengetahuan sejati. Kekuatan tersebut dalam bahasa Yunani disebut dengan “Nous”, sedangkan penggunaan kekuatannya disebut “Noeseis”. 2 . Definisi Intelegensi Menurut Para Ahli. • Alfred Binet, tokoh perintis pengukuran intelegensi mendefinisikan intelegensi terdiri dari tiga komponen, yaitu: 1. Kemampuan untuk mengarahkan pikiran dan tindakan 2. Kemampuan untuk mengubah arah tindakan setelah tindakan tersebut dilaksanakan 3. Kemampuan untuk mengkritik diri sendiri atau melakukan auto criticism • Super dan Cities mendefinisikan kemampuan menyesuaikan diri terhadap lingkungan atau belajar dari pengalaman. • J. P. Guilford menjelaskan bahwa tes inteligensi hanya dirancang untuk mengukur proses berpikir yang bersifat konvergen, yaitu kemampuan untuk memberikan satu jawaban atau kesimpulan yang logis berdasarkan informasi yang diberikan. Sedangkan kreativitas adalah suatu proses berpikir yang bersifat divergen, yaitu kemampuan untuk memberikan berbagai alternatif jawaban berdasarkan informasi yang diberikan. Lebih jauh, Guilford menyatakan bahwa intelegensi merupakan perpaduan dari banyak faktor khusus. • K. Buhler mengatakan bahwa intelegensi adalah perbuatan yang disertai dengan pemahaman atau pengertian. • George D. Stoddard (1941) menyebutkan intelegensi sebagai kemampuan untuk memahami masalah-masalah yang bercirikan: 1. Mengandung kesukaran 2. Kompleks 3. Abastrak 4. Diarahkan pada tujuan 5. Ekonomis 6. Bernilai sosial • Garett (1946) mendefinisikan setidak-tidaknya mencakup kemampuan-kemampuan yang diperlukan untuk memecahkan masalah-masalah yang memerlukan pengertian serta menggunakan simbol-simbol. • William Stern (1953) intelegensi adalah daya menyesuaikan diri dengan keadaan baru dengan menggunakan alat-alat berpikir menurut tujuannya. • Bischof, psikolog Amerika (1954) mendefinisikan kemampuan untuk memecahkan segala jenis masalah. • Lewis Hedison Terman memberikan pengertian intelegensi sebagai kemampuan untuk berfikir secara abstrak dengan baik (lih. Hariman, 1958). • David Wechsler (1958) mendefinisikan inteligensi sebagai kemampuan untuk bertindak secara terarah, berpikir secara rasional, dan menghadapi lingkungannya secara efektif. • Thorndike (lih. Skinner, 1959) sebagai seorang tokoh koneksionisme mengemukakan pendapatnya bahwa orang dianggap intelegen apabila responnya merupakan respon yang baik atau sesuai terhadap stimulus yang diterimanya. • Freeman (1959) memandang intelegensi sebagai 1. Kemampuan untuk menyatukan pengalaman-pengalaman, 2. Kemampuan untuk belajar dengan lebih baik, 3. Kemampuan untuk menyelesaikan tugas-tugas yang sulit dengan memperhatikan aspek psikologis dan intelektual, dan 4. Kemampuan untuk berpikir abstrak. • Heidenrich (1970) mendefinisikan kemampuan untuk belajar dan menggunakan apa yang telah dipelajari dalam usaha untuk menyesuaikan terhadap situasi-situasi yang kurang dikenal atau dalam pemecahan masalah. • Sorenson (1977) intelegensi adalah kemampuan untuk berpikir abstrak, belajar merespon dan kemampuan untuk beradaptasi dengan lingkungan. • Suryabrata (1982) intelegensi didefinisikan sebagai kapasitas yang bersifat umum dari individu untuk mengadakan penyesuaian terhadap situasi-situasi baru atau problem yang sedang dihadapi. • Walters dan Gardnes (1986) mendefinisikan intelegensi sebagai serangkaian kemampuan-kemampuan yang memungkinkan individu memecahkan masalah atau produk sebagai konsekuensi seksistensi suatu budaya tertentu. Dari berbagai pendapat dapat diatas disimpulkan bahwa inteligensi adalah 1. Kemampuan untuk berfikir secara konvergen (memusat) dan divergen (menyebar) 2. Kemampuan berfikir secara abstrak 3. Kemampuan berfikir dan bertindak secara terarah, bertujuan, dan rasional 4. Kemampuan untuk menyatukan pengalaman-pengalaman 5. Kemampuan untuk menggunakan apa yang telah dipelajari 6. Kemampuan untuk belajar dengan lebih baik, 7. Kemampuan untuk menyelesaikan tugas-tugas yang sulit dengan memperhatikan aspek psikologis dan intelektual 8. Kemampuan untuk menyesuaikan diri dan merespon terhadap situasi-situasi baru 9. Kemampuan untuk memahami masalah dan memecahkannya. Karena intelegensi merupakan suatu kemampuan mental yang melibatkan proses berpikir secara rasional. Oleh karena itu, inteligensi sebenarnya tidak dapat diamati secara langsung, melainkan harus disimpulkan dari berbagai tindakan nyata yang merupakan manifestasi dari proses berpikir rasional itu. Jadi, dapat disimpulkan bahwa ciri-ciri intelegensi yaitu : 1. Intelegensi merupakan suatu kemampuan mental yang melibatkan proses berfikir secara rasional (intelegensi dapat diamati secara langsung). 2. Intelegensi tercermin dari tindakan yang terarah pada penyesuaian diri terhadap lingkungan dan pemecahan masalah yang timbul daripadanya. 1. Latar Belakang Intelegensi Tiap individu (manusia maupun hewan) mempunyai kekhususannya sendiri yang membedakannya dengan individu-individu lainnya, sudah lama disadari orang. Kalau kita pandangi orang-orang yang berada disekitar kita, maka secara sepintas lalu saja sudah akan nampak bahwa mereka itu berlain-lainan satu sama lain. Ada yang gemuk, ada yang kurus, ada yang tampan, ada yang cantik, ada yang lemah dan sebagainya. Secara lebih mendalam masalah intelegensi akan dibahas dalam makalah ini. Dari contoh di atas dapat kita lihat bahwa perbuatan yang berintelegensi adalah perbuatan yang menuntut kemampuan yang lebih dari pada sekedar kemampuan untuk persepsi biasa. Kemampuan itu adalah kemampuan untuk mengelolah lebih jauh lagi tentang intelegensi. 2. Pengertian Intelegensi Sebelum kita membahas terlebih jauh tentang intelegensi, terlebih dahulu kita harus mengetahui apa itu inteleg dan intelegensi, inteleg artinya pikiran, dengan inteleg orang dapat menimbang, menguraikan, menghubung-hubungkan pengertian satu dengan yang lain dan menarik kesimpulan. Intelegensi adalah kecerdasan pikiran atau sifat-sifat perbuatan cerdas (intelegen). Pengertian lain dari intelegensi menurut panitia istilah paedagogik adalah daya menyesuaikan diri dengan keadaan baru dengan mempergunakan alat-alat berpikir (Claparade dan Stren). Menurut K. Buhrer intelegensi adalah perbuatan yang disertai dengan pemahaman atau pengertian. 3. Macam-Macam Intelegensi A. Intelegensi Terikat dan Bebas. Itelegensi terikat adalah intelegensi suatu makhluk yang bekerja dalam situasi-situasi pada lapangan pengamatan yang berhubungan langsung dengan kebutuhan vital yang harus segera dipuaskan. Misalnya intelegensi binatang dan anak-anak yang belum berbahasa. Intelegensi bebas terdapat pada manusia yang berbudaya dan berbahasa. Dengan intelegensinya orang selalu ingin mengadakan perubahan-perubahan untuk mencapai suatu tujuan. Kalau tujuan sudah dapat dicapai, manusia ingin mencapai tujuan yang lebih tinggi dan lebih maju. B. Intelegensi Menciptakan (Kreatif) dan Meniru (Eksekutif). Intelegensi mencipta ialah kesanggupan menciptakan tujuan-tujuan baru dan mencari alat-alat yang sesuai guna mencapai tujuan itu. Intelegensi keatif menghasilkan pendapat-pendapat baru seperti : kereta api, radio, listrik dan kapal terbang. Intelegensi meniru, yaitu kemampuan menggunakan dan mengikuti pikiran atau hasil penemuan orang lain, baik yang dibuat, diucapkan maupun yang di tulis. C. Tingkat-Tingkat Intelegensi Tiap-tiap orang mempunyai cara-cara sendiri. Maka dapat dikatakan bahwa kecerdasan itu bertingkat-tingkat. 1. Kecerdasan binatang. 2. Kecerdasan anak-anak. 3. Kecerdasan manusia. D. Faktor yang Menentukan Intelegensi Manusia 1. Pembawaan Intelegensi bekerja dalam situasi yang berlain-lainan tingkat kesukarannya. Sulit tidaknya megatasi persoalan ditentukan pula oleh pembawaan 1. Kematangan Kecerdasan tidak tetap statis, tetapi cepat tumbuh dan berkembang. Tumbuh dan berkembangnya intelegensi sedikit banyak sejalan dengan perkembangan jasmani, umur dan kemampuan-kemampuan yang telah dicapai (kematangannya). E. Ciri Kecerdasan Manusia 1. Penggunaan Bahasa Kemampuan berbahasa mempunyai faedah yang besar terhadap perkembangan pribadi. - Dengan bahasa, manusia dapat menyatakan isi jiwanya (fantasi, pendapat, dan perasaan) - Dengan bahasa, manusia dapat berhubungan dengan sesama, tingkat hubungannya selalumaju dan masalahnya selalu meningkat. - Dengan bahasa, manusia dapat membubarkan segala sesuatu, baik yang lalu, yang sedang dialami, dan yang belum terjadi, baik mengenai barang-barang konkrit maupun hal-hal yang abstrak. - Dengan bahasa, manusia dapat membangun kebudayaan seperti: 1. Penggunaan Perkakas - Mendapatkan perkakas. - Membuat perkakas. - Memelihara perkakas. F. Macam-Macam Tes Intelegensi 1. Test binet simon 2. Test tentara (Army mental test) di Amerika 3. Mental test Jenis test ini tidak hanya menyelidiki kecerdasan saja, tetapi untuk menyelediki keadaan jiwa dan kesanggupan jiwa. 1. Scholastik test Test ini tidak hanya untuk menyelidiki kecerdasan anak, tetapi untuk menyelidiki sampai dimana kemampuan dan kemajuan anak. G. Tanda-tanda Keterbelakangan Mental 1. Kecerdasan sangat terbatas 2. Ketidakmampuan sosial, yaitu tidak mampu mengurus diri sendiri, sehingga selalu memerlukan bantuan orang lain. 1. Arah minat sangat terbatas kepada hal-hal tertentu yang sederhana saja. 2. Perhatianya labil, mudah berpindah-pindah. 3. Daya ingatnya lemah. 4. Emosi sangat miskin dan terbatas misalnya hanya ada perasaan senang, takut marah benci dan terkejut. 1. Bersikap acuh tak acuh terhadap sekitarnya. 2. Kelainan badaniah, seperti badan terlalu kecil, kepala terlalu besar, mata melongo, mata sipit, badan bungkuk, dan tampak tidak sehat. Kesimpulan 1. Intelegensi adalah kecerdasan pikir yang cepat dan tepat untuk mengatasi/ memecahkan suatu masalah. 2. Dengan intelegensi kita dapat menyesuaikan diri dengan keadaan baru dengan mempergunakan alat-alat berfikir. 3. Karena segi intelegensinya berbeda, maka individu satu dengan yang lain tidak sama kemampuanya dalam memecahkan suatu pesoalan yang dihadapi. 4. Kecerdasan yang kreatif dapat menciptakan sesuatu. 5. Kecerdasan yang praktis dapat mengambil tindakan. DAFTAR PUSTAKA Abu Ahmadi, H .Drs., Psikologi Umum, Penerbit PT. Bina Ilmu, Surabaya, 1983.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar