Jumat, 28 Oktober 2011

kesulitan belajar di sekolah

PENDAHULUAN Masalah kesulitan belajar yang sering dialami oleh para peserta didik disekolah, merupakan masalah penting yang sangat perlu mendapat perhatian yang serius dikalangan para pendidik. Dikatakan demikian, karena kesulitan belajar yang dialami oleh para peserta didik disekolah yang akan membawa dampak negatif, baik diri siswa itu sendiri, maupun terhadap lingkungannya. Untuk mencegah dampak negatif yang lebih jelek, yang mungkin timbul karena kesulitan belajar yang dialami para peserta didik,bmaka para pendidik ( orang tua dan guru, dan guru pembimbing) harus waspada terhadap gejala-gejala kesulitan belajar yang mungkin dialami oleh para peserta didiknya. PEMBAHASAN Sebelum menetapkan alternatif pemecahan masalah kesulitan belajar siswa, guru sangat dianjur untuk terlebih dahulu melakukan identifikasi (upaya mengenali gejala dengan cermat) terhadap fenomena yang menunjukkan kemungkinan adanya kesulitan belajar yang melanda siswa tersebut. Upaya seperti ini disebut diagnosis yang bertujuan menetapkan “jenis penyakit” yakni jenis kesulitan belajar siswa. A. Karakteristik Peserta didik dalam Belajar Peserta didik adalah individu yang unik, yang mempunyai kesiapan dan kemampuan pisik, psikis serta intelektual yang berbeda satu sama lainnya. Demikian halnya dalam proses belajar, setiap peserta didik mempunyai karakteristik yang berbeda. Setiap peserta didik mempunyai karakteristik yang berbeda. Adapun karakteristik peserta didik dalam belajar di sekolah adalah sebagai berikut. 1. Peserta Didik yang Cepat dalam Belajar Pada umumnya adalah siswa yang dapat menyelesaikan proses belajar dalam waktu yang lebih cepat dari pada yang diperkirakan semula. Mereka dengan mudah menerima materi pelajaran yang disajikan, mereka juga tidak memerlukan waktu yang lama untuk memecahkan permasalahan yang yang dihadapkan kepada mereka. Pada umumnya siswa yang cepat dalam belahajar ini mempunyai tingkat kecerdasan diatas 130, yakni tergolong anak yang jenius. Meskipun demikian, peserta didik yang cepat dalam belajar sering juga mengalami kesulitan dalam belajar. Pada umumnya kegiatan belajar disekolah selalu menggunakan ukuran normal dalam kecepatan belajar. Oleh karena itu salah satu usaha untuk membantu mereka mengatasi kesulitan belajarnya adalah dengan cara menempatkan mereka pada kelas khusus atau dengan cara memberikan tugas-tugas tambahan kepada mereka sebagai bahan pengayaan. 2. Peserta Didik yang Lambat dalam belajar Peserta didik yang lambat dalam belajar merupakan kebalikan dari pada siswa yang cepat dalam belajar, dimana peserta didik yang lambat dalam belajar memerlukan waktu yang lebih lama dari waktu yang telah diperkirakan cukup untuk kondisi siswa yang normal. Hal ini menyebabkan mereka sering mweras tertinggal dalam proses belajarnya, sehingga mereka menemukan kesulitan dalam belajar. Dipandang dari tingkat kecerdasan pada umumnya peserta didik yang lambat dalam belajar ini mempunyai tingkat kecerdasan dibawah rata-rata, sehingga mereka memerlukan perhatian khusus dan waktu yang lebih lama dalam proses belajarnya. 3. Peserta Didik yang Kreatif Peserta didik yang kreatif adalah siswa yang menunjukkan kreatifitas yang tinggi dalam kegiatan-kegiataqn terntentu, misalnya dalam melukis, menggambar, olah raga, kesenian, organisasi dan kegiatan kurikuler lainnya. Pada umumnya siswa yang kreatif ini terdiri dari peserta didik yang cepat dalam belajar, peserta didik yang kreatif dalam proses belajar lebih mampu memecahkan permasalahan yang dihadapkan kepada mereka dengan berbagai variasi. Dalam memecahkan permasalahan mereka lebih senang bekerja sendiri, percaya diri sendiri, dan berani menanggung resoko yang sulit sekalipun. Untuk mengembangkan kreatifitas para peserta didik sekolah diharapkan dapat memberikan kesempatan yang seluas-luasnya. 4. Peserta didik yang drop out (putus belajar) Peserta didik yang drop out adalah siswa yang tidak berhasil dalam kegiatan belajarnya. Penyebab drop out banyak ini banyak sekali, misalkan disebabkan oleh faktor yang ada didalam diri peserta didik sendiri. Seperti kurang minat, malas dan sekolah/jurusan tidak sesuai dengan cita-cita, dan lain sebagainya. Mungkin pula disebabkan oleh faktor eksternal, seperti kuri kulum metode yang digunakan guru, lingkungan masyarakat yang tidak mendukung, broken home dan lain sebgainya. 5. Peserta Didik yang “Underachiever” Peserta didik yang tergolong underachiever adalah siswa yang memiliki taraf intelegensi yang tergolong tinggi, tetapi memper oleh prestasi yang tergolong rendah. Peserta didik dikatakan underachiever karena secara potensial, peserta didik yang memiliki taraf intelegensi yang tinggi mempunyai kemungkinan yang cukup besar memperoleh prestasi belajar yang tinggi, akan tetapi dalam hal ini siswa tersebut mempunyai prestasi belajar dibawah kemampuan potensial mereka. Dari hasil penelitian para pakar ditemukan bahwa peserta didik yang underachiever ini diatas 100, akan tetapi prestasi belajar mereka berada pada golongan dibawah rata-rata. Dan jumlah mereka adalah sekitar 5%-15% dari seluruh jumlah siswa disekolah tersebut. Peserta didik yang underachiever ini, dipandang sebagai siswa yang mengalami kesulitan dalam belajar disekolah, secara potensial mereka memiliki kemungkinan untuk memperoleh prestasi belajar yang tinggi. Keadaan ini biasanya dilatar belakangi oleh aspek motivasi, minat, sikap, kebiasaan belajar, ciri-ciri kepribadian tertentu ataupun pola-pola pendidikan yang diterima dari orang tua dan suasana keluarga yang tidak mendukung. Sudah pasti peserta didik yang underachiever memerlukan perhatian yang istimewa dari para guru, guru pembimbing dan kepala sekolah. Disamping kelima karakteristik yang telah diuraikan diatas, ada beberpa karakteristik lainnya, seperti: a. learning disabilities, adalah peserta didik yang tergolong pada siswayang karena sesuatu hal tidak mampu belajar, mereka menghindar dari kegiatan belajar, sehingga prestasi belajar yang dicapainya menjadi rendah. b. learning disfunction, adalah gejala yang didalami peserta didik, dimana proses belajarnya tidak berfungsi dengan baik, meskipun sebenarnya siswa tersebut tidak menunjukkan adanya submoralitas mental,gangguan psikologisnya. c. Learning disorder, adalah peserta didik yang mengalami kekacauan belajar, yakni keadaan dimana proses belajarnya terganggu karena timbulnya respon yang bertentangan. B. Gejala Kesulitan Belajar disekolah Dalam hal menghadapi peserta didik yang mengalami kesulitan dalam belajar, pemahaman yang utuh dari guru tentang kesulitan belajar yang dialami oleh peserta didiknya, merupakan dasar dalam usahamemberikan bantuan dan bimbingan yang tepat. Kesulitan belajar yang dialami oleh peserta didik itu akan termanifestasidalam berbagai macam gejala. Menurut Moh. Surya, ada beberapa ciri tingkah laku yang merupakan manifestasi dari gejala kesulitan belajar, antara lain: a. Menunjukkan hasil belajar yang rendah (dibawah rata-rata nilai yang dicapai oleh kelompok kelas) b. Hasil yang dicapai tidak seimbang dengan usaha yang dilakukan. Mungkin murid yang selalu berusaha dengan giat tapi nilai yang dicapai selalu rendah. c. Lambat dalam melakukan tugas-tugas kegiatan belajar, ia selalu tertinggal dari kawan-kawannya dalam menyelesaikan tugas sesuai dengan waktu yang tersedia. d. Menunjukkan sikap-sikap yang kurang wajar, seperti acuh tak acuh, menetang, berpura-pura, dusta dsb. e. Menunjukkan tingkah laku yang berkelainan, seperti membolos, datang terlambat, tidak mengerjakan pekerjaan rumah, mengganggu didalam dan diluar kelas, tidak mau mencatat pelajaran, mengasingkan diri, tersisih, tidak mau bekerja sama dsb. f. Menunjukkan gejala emosional yang kurang wajar, seperti pemurung, mudah tersinggung, pemarah, tidak mau kurang gembira dalam menghadapi situasi tertentu, misalnya dalam menghadapi niali rendahtidak menunjukkan sedih atau menyesal dsb. Dari yang dikemukakan diatas dapat dipahami adanya beberapa manifestasi dari gejala kesulitan belajar yang dialami oleh para peseerta didik. Dari gejala yuang dimanifestasi dalam tingkah laku yang dialami oleh peserta didik, diharapkan para pendidik/guru dapat memahami dan mengidentifikasi mana siswa yang mwngalami kesulitan dalam belajar dan mana pula yang tidak. KESIMPULAN Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwasanya karakteristik peserta didik dalam belajar yaitu peserta didik yang cepat dalam belajar, peserta didik yang lambat dalam belajar, peserta didik yang kreatif, peserta didik yang drop out, dan peserta didik yang underarchiever. Kemudian dengan adanya gejala-gejala yang terimanifestasi dalam tingkah laku setiap peserta didik, diharapkan para pendidik dapat memahami dan mengidentifikasi mana siswa yang mengalami kesulitan dalam belajar dan mana yang tidak. DAFTAR PUSTAKA Muhammad Surya, (1985), Dasar-dasar Penyuluhan, Depdikbud, Dirjen Pendidikan Tinggi, Jakarta. M. Sholeh, Pokok-pokok Pengajaran Matematika di Sekolah, (1989), Departemen Pendidikan dan Kebudayaan RI, Jakarta. Hallen A, Bimbingan & Konseling, (2005), Quantum Teaching, Jakarta.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar